Alat dan Bahan Untuk Membuat Batik Tulis | 8 Jenis Malam dan 7 Macam Jenis Canting

BAHAN MEMBUAT BATIK TULIS

Bahan pokok yang digunakan untuk mencanting adalah kain dan lilin atau malam. Kain yang digunakan untuk membuat batik tulis adalah kain prima. Untuk sifat kain prima telah diuraikan pada modul sebelumnya. Lilin atau malam adalah bahan yang dipakai untuk menutup permukaan kain menurut gambar motif batik, sehingga permukaan yang tertutup tersebut menolak atau resist terhadap warna yang diberikan pada kain tersebut.

Jenis lilin atau malam dapat digolongkan menjadi 8 (delapan) golongan, yaitu:

  1. Lilin tawon. Sifat-sifat tawon adalah warna kuning suram, mudah meleleh dan titik lelehnya rendah (590 C), mudah melekat pada kain, tahan lama, tak berubah oleh perubahan iklim, dan mudah lepas pada lorodan air panas. Fungsi lilin tawon adalah sebagai bahan campuran lilin batik.
  2. Lilin Gondorukem. Sifat lilin gondorukem jika dipanaskan lama menjadi encer atau meleleh, jika sudah encer lebih mudah menembus kain, jika telah melekat dan membeku pada kain mudah patah, tidak tahan terhadap larutan alkali, titik lelehnya 700 C - 800 C. Fungsi lilin gondorukem adalah sebagai bahan campuran lilin batik agar lilin tersebut menjadi lebih keras, tidak cepat membeku sehingga bentuk lilin batik menjadi baik.
  3. Lilin damar mata kucing. Sifat lilin damar mata kucing adalah sukar meleleh, lekas membeku, tahan terhadap larutan alkali. Fungsi lilin damar mata kucing adalah bahan campuran lilin agar lilin batik dapat membentuk bekas atau garis-garis lilin yang baik.
  4. Lilin parafin. Sifat lilin paraffin adalah mempunyai daya tolak tembus basah yang baik, mudah encer dan mudah beku, daya lekat kecil dan mudah lepas, titik leleh rendah, parafin kuning maupun putih titik lelehnya 600 C, tahan terhadap larutan alkali. Fungsi dari lilin parafin adalah sebagai bahan campuran lilin klowong maupun tembok terutama untuk batik kasar.
  5. Lilin mikrowax. Sifat dari lilin mikrowax adalah titik lelehnya di bawah titik didih air yaitu 700 C, lama menjadi encer, mudah lepas dalam rendaman air, sukar menembus kain, tahan terhadap larutan alkali. Fungsi dari lilin mikrowax adalah bahan campuran lilin klowong atau tembok untuk kualitas batik halus.
  6. Lilin Kendal. Sifat lilin kendal adalah mudah menjadi encer, titik lelehnya rendah 450 C - 490 C. Fungsi dari lilin Kendal adalah bahan campuran lilin batik meskipun dalam jumlah kecil karena dengan titik leleh yang rendah akibatnya mudah lemas.
  7. Lilin tembokan. Sifat dari lilin tembokan yaitu lekat dan tidak mudah pecah maka sukar dihilangkan. Fungsi lilin tembokan adalah menutup permukaan mori agar tidak kemasukan warna (menembok) pada bagian tertentu.
  8. Lilin klowong. Sifat dari lilin klowong adalah tidak terlalu lengket atau lekat sehingga mudah digunakan pada batik tulis, mudah pecah bila dibandingkan dengan lilin tembokan. Fungsi lilin klowong adalah untuk reng-rengan dan nerusi dalam proses batik.

ALAT MEMBUAT BATIK TULIS
Peralatan yang digunakan dalam membatik antara lain:

A. CANTING
Canting adalah alat pokok untuk membatik yang menentukan apakah hasil pekerjaan itu dapat disebut batik. Canting digunakan untuk menulis (melukis) cairan malam membuat motif-motif yang diinginkan.
Sifat dari canting adalah terbuat dari tembaga, ringan, mudah dilenturkan, kuat meskipun tipis.

Bentuk dan bagian-bagian canting.
  1. Gagang terong, yaitu tangkai canting yang terletak pada bagian belakang untuk ditancapkan pada tangkai yang sebenarnya dan umumnya terbuat dari bambu.
  2. Nyamplungan, yaitu badan utama canting dan berbentuk oval agak pipih. Fungsinya untuk menciduk dari tempat cairan malam. Dinamakan nyamplungan karena bentuk dan besarnya menyerupai nyamplung yaitu nama buah-buahan.
  3. Carat/cucuk. Carat atau cucuk terletak pada bagian paling depan dan berbentuk seperti pipa melengkung. Fungsinya untuk jalan keluarnya cairan malam.
Carat atau cucuk canting

Menurut besar kecilnya cucuk canting dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu (1) canting cucuk/carat kecil, (2) canting cucuk/carat sedang, dan (3) canting ucuk/carat besar.


BERDASARKAN JUMLAH CARAT/CUCUK, CANTING DIBAGI MENJADI 7
Canting menurut jumlah carat/cucuk dibedakan menjadi 7 (tujuh), yaitu:
  1. Canting cecekan. Canting cecekan bercucuk satu, kecil. Guna canting cecekan untuk membuat titik-titik kecil (Jawa: cecek) atau garis-garis kecil. Aktivitas membuat titik-titik dengan canting cecekan disebut nyeceki. Berikut gambar canting cecekan:
  2. Canting loron. Loron berasal dari kata loro yang berarti dua. Canting ini bercucuk dua, berjajar atas dan bawah digunakan untuk membuat garis rangkap atau titik dua. Berikut gambar canting loron:
  3. Canting telon. Telon berasal dari kata telu berarti tiga. Canting bercucuk tiga dengan susunan bentuk segi tiga yang terdiri dari tiga titik. Berikut gambar canting telon:
  4. Canting prapatan. Prapatan dari kata papat yang berarti empat. Canting bercucuk empat digunakan untuk membuat empat buah titik yang membentuk bujur sangkar dan sebagai pengisi bidang. Berikut gambar canting prapatan:
  5. Canting liman. Liman dari kata lima yang berarti lima. Canting ini bercucuk lima untuk bujur sangkar yang dibentuk oleh empat buah titik dan sebuah titik di tengahnya. Berikut gambar canting liman:
  6. Canting byok. Canting bercucuk tujuh atau lebih digunakan untuk membentuk lingkaran kecil yang terdiri titik-titik sesuai dengan banyaknya cucuk atau besar kecilnya lingkaran. Canting byok biasanya bercucuk ganjil. Berikut gambar canting byok:
  7. Canting renteng atau galaran. Galaran berasal dari kata galar yaitu alas tempat tidur yang terbuat dari bambu dan dicacah membujur. Renteng adalah rangkaian sesuatu yang berjejer. Canting galaran dan renteng selalu bercucuk genap biasanya paling banyak enam buah tersusun dari bawah ke atas. Berikut gambar canting renteng:
Baca Juga: Mengenal Ragam Motif Batik Populer Indonesia | Motif dan Isen Sebagai Pelengkap Batik

sumber: modul cara pembuatan batik tulis smk

Subscribe to receive free email updates: