Teori Warna Menurut Brewster, Moses Harris, Von Goethe, Philip Otto Runge, Edward Hering, Odgen Roods

Warna menjadi bagian kehidupan manusia sehari-hari dan teraplikasikan dalam berbagai perabot, pakaian, rumah, makanan dan lingkungan. Warna merupakan unsur dalam seni rupa yang sangat penting dan telah diakui sebagai salah satu wujud keindahan yang dapat dilihat oleh mata manusia. Warna yang terlihat oleh mata adalah hasil pembiasan cahaya pada prismatic yang menimbulkan spectrum warna seperti yang terlihat pada pelangi. Bila tidak ada cahaya, maka tidak akan terbentuk warna.

Baca Juga: Pengertian Warna, Dimensi Warna Hue Ragam Warna Primer, Sekunder, Tersier, Dimensi Warna Value Terang Gelap Warna, Dimensi Intensity Saturation Cerah Suram Warna

Salah satu teori warna yang terkenal adalah lingkaran warna yang diciptakan oleh Moses Harris pada tahun 1766 yang dirangkum dari warna primer (merah, kuning, biru). Pada tahun 1793 Johann Wolfgang von Goethe dan Philip Otto Runge tahun 1810 menciptakan teori warna berdasarkan lingkaran warna tiga dimensional.

Lingkaran warna Moses Harris

Lingkaran warna Von Goethe

Lingkaran warna Philip Otto Runge


Teori warna juga diciptakan oleh Edward Hering pada tahun 1878 dan Odgen Roods pada tahun 1879 yang berpedoman pada warna dasar merah, hijau, dan biru. Edward Hering dikenal sebagai seorang ahli psikologi yang banyak mengkaji warna dari sudut persepsi manusia, sedangkan Odgen Roods adalah seorang ahli fisika yang mengkaji warna dari aspek fisika.

Lingkaran warna Edward Hering

Lingkaran warna Odgen Roods

Teori warna yang dikemukakan oleh Brewster, menyebutkan bahwa warna dapat digolongkan dalam tiga kelompok utama, yaitu:


1) Warna primer atau warna utama yang terdiri dari warna merah, biru, dan kuning.
2) Warna sekunder atau warna campuran dari warna primer secara seimbang yang terdiri dari warna hijau (kuning dicampur biru), ungu (merah dicampur biru) dan orange (merah dicampur kuning).
3) Warna tersier adalah warna hasil percampuran warna sekunder secara seimbang.

Warna Primer

Warna Sekunder

Warna Tersier

Selain teori dasar tentang warna di atas, ada juga aplikasi warna untuk mencapai tingkat harmonisasi rupa. Harmoni warna terjadi dengan baik bila mempertimbangkan aspek keseimbangan, keteraturan, dan kekontrasan antara dua atau lebih jenis warna yang didekatkan satu sama lain. Aplikasi warna disebut warna komplementer.


Warna komplementer terjadi karena warna yang berseberangan. Warna komplementer yang ekstrim yaitu warna yang berseberangan secara ekstrim, misalnya hijau dan merah. Warna komplementer terpisah yaitu warna komplementer yang berdekatan, misalnya kuning dan ungu. Warna analogus yaitu warna yang berdekatan, misalnya kuning dan hijau.

Warna Analogus

Warna komplementer ekstrim

Warna komplementer terpisah

sumber: bse dasar artistik 1 smk kelas x semester 1

Subscribe to receive free email updates: