Pengertian Seni Ukir
Ukiran adalah hasil produk dari seni ukir. Sedangkan seni ukir sendiri merupakan suatu kegiatan mengolah permukaan suatu objek trimatra (3 Dimensi) dengan membuat perbedaan ketinggian dari permukaan tersebut sehingga didapat sebuah produk karya seni yang memiliki bentuk permukaan tidak rata.
Mengukir sering dihubungkan pula dengan kegiatan memahat, namun dua kegiatan ini berbeda, memahat lebih bertujuan untuk menghasilkan benda tiga dimensi, misalnya patung. Sedangkan mengukir biasanya produknya lebih mengarah pada benda yang berwujud dwimatra (2 dimensi).
Mengukir adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda yang diukir. Di Indonesia, karya ukir sudah dikenal sejak zaman batu muda. Pada masa itu banyak peralatan yang dibuat dari batu seperti perkakas rumah tangga dan benda-benda dari gerabah atau kayu. Benda- benda itu diberi ukiran bermotif geometris, seperti balok/persegi, lingkaran, garis, dan segitiga. Umumnya ukiran tersebut selain sebagai hiasan juga mengandung makna simbolis dan religius.
Fungsi Seni Ukir
Karya seni ukir memiliki macam-macam fungsi antara lain:
1. Fungsi hias, yaitu ukiran yang dibuat semata-mata sebagai hiasan dan tidak memiliki makna tertentu.
2. Fungsi magis, yaitu ukiran yang mengandung simbol-simbol tertentu dan berfungsi sebagai benda magis berkaitan dengan kepercayaan dan spiritual.
3. Fungsi simbolik, yaitu ukiran tradisional yang selain sebagai hiasan juga berfungsi menyimbolkan hal tertentu yang berhubungan dengan spiritual. Misalnya seperti bentuk kode-kode visuall tradisi Minangkabau yang disebut dengan "kupang-kupang si awang labiah" pada bagian singok bangunan tradisi minang.
Contoh lain adalah seperti beberapa ornamen yang terdapat pada rumah adat di Indonesia.
Misalnya: Simbol Ornamen Tradisional Rumah adat Jawa tengah.
Dalam sebuah bangunan Jawa biasanya dapat dijumpai banyak kayu yang diukir. Ornamen ukir ini sarat mengandung makna simbolis. Ornamen ini bermacam ragamnya, misalnya gunungan, tlacapan, ayam jago, ular naga, banyu-tetes, banaspati dan sebagainya. Bentuk dan makna ornamen yang akan dibahas disini dibatasi hanya pada beberapa ornamen yang umum dipakai, diantaranya adalah sebagai berikut:
Ukiran adalah hasil produk dari seni ukir. Sedangkan seni ukir sendiri merupakan suatu kegiatan mengolah permukaan suatu objek trimatra (3 Dimensi) dengan membuat perbedaan ketinggian dari permukaan tersebut sehingga didapat sebuah produk karya seni yang memiliki bentuk permukaan tidak rata.
Mengukir sering dihubungkan pula dengan kegiatan memahat, namun dua kegiatan ini berbeda, memahat lebih bertujuan untuk menghasilkan benda tiga dimensi, misalnya patung. Sedangkan mengukir biasanya produknya lebih mengarah pada benda yang berwujud dwimatra (2 dimensi).
Mengukir adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda yang diukir. Di Indonesia, karya ukir sudah dikenal sejak zaman batu muda. Pada masa itu banyak peralatan yang dibuat dari batu seperti perkakas rumah tangga dan benda-benda dari gerabah atau kayu. Benda- benda itu diberi ukiran bermotif geometris, seperti balok/persegi, lingkaran, garis, dan segitiga. Umumnya ukiran tersebut selain sebagai hiasan juga mengandung makna simbolis dan religius.
Fungsi Seni Ukir
Karya seni ukir memiliki macam-macam fungsi antara lain:
1. Fungsi hias, yaitu ukiran yang dibuat semata-mata sebagai hiasan dan tidak memiliki makna tertentu.
Ukiran sebagai hiasan dinding
2. Fungsi magis, yaitu ukiran yang mengandung simbol-simbol tertentu dan berfungsi sebagai benda magis berkaitan dengan kepercayaan dan spiritual.
Patung suku asmat
Ukiran yang berfungsi magis
3. Fungsi simbolik, yaitu ukiran tradisional yang selain sebagai hiasan juga berfungsi menyimbolkan hal tertentu yang berhubungan dengan spiritual. Misalnya seperti bentuk kode-kode visuall tradisi Minangkabau yang disebut dengan "kupang-kupang si awang labiah" pada bagian singok bangunan tradisi minang.
kupang-kupang si awang labiah
Ukiran yang berfungsi Simbolik
Contoh lain adalah seperti beberapa ornamen yang terdapat pada rumah adat di Indonesia.
Misalnya: Simbol Ornamen Tradisional Rumah adat Jawa tengah.
Dalam sebuah bangunan Jawa biasanya dapat dijumpai banyak kayu yang diukir. Ornamen ukir ini sarat mengandung makna simbolis. Ornamen ini bermacam ragamnya, misalnya gunungan, tlacapan, ayam jago, ular naga, banyu-tetes, banaspati dan sebagainya. Bentuk dan makna ornamen yang akan dibahas disini dibatasi hanya pada beberapa ornamen yang umum dipakai, diantaranya adalah sebagai berikut:
- 1. Gunungan (Kayon / kekayon), Gunungan adalah simbol dari jagad raya. Puncaknya adalah lambang keagungan dan keesaan. Bentuk simbol ini memang menyerupai gunung (seperti yang sering dipakai dalam wayang kulit). Dalam prakteknya, orang-orang Jawa memasang motif gunungan di rumah mereka sebagi pengharapan akan adanya ketenteraman dan lindungan Tuhan dalam rumah tersebut.
- 2. Lung-lungan, Sesuai dengan arti harafiah kata “lung” sendiri yang berarti batang tumbuhan yang masih muda, simbol ini berupa tangkai, buah, bunga dan daun yang distilir. Jenis tumbuhan yang sering digunakan adalah tumbuhan teratai, kluwih, melati, beringin, buah keben dsb. Simbol ini melambangkan kesuburan sebagai sumber penghidupan di muka bumi.
- 3. Wajikan, Berasal dari kata ”wajik”, yaitu sejenis makanan dari beras ketan yang dicampur gula kelapa. Sesuai dengan namanya, wajikan berupa bentukan belah ketupat yang di tengahnya terdapat stilasi bunga.
- 4. Patran, Patran berbentuk seperti daun yang disusun berderet-deret. Biasanya patran ditempatkan di bagian bangunan yang sempit dan panjang.
- 5. Banyu-tetes, Ornamen ini biasa diletakkan bersamaan dengan patran. Sesuai dengan namanya, oranamen ini menggambarkan tetesan air hujan dari pinggiran atap (tritisan) yang berkilau-kilau memantulkan sinar matahari.
- 6. Banaspati / Kala / Kemamang, Ragam hias berbentuk wajah hantu / raksasa. Banaspati ini melambangkan raksasa yang akan menelan / memakan segala sesuatu yang jahat yang hendak masuk ke dalam rumah. Karenanya ragam hias ini biasa ditempatkan di bagian depan bangunan, seperti pagar, gerbang, atau pintu masuk.
4. Fungsi konstruksi, yaitu ukiran yang selain sebagai hiasan juga berfungsi sebagai pendukung sebuah bangunan.
konstruksi-tumpang-sari-joglo
Ukiran berfungsi sebagai konstruksi
5. Fungsi ekonomis, yaitu ukiran yang berfungsi untuk menambah nilai jual suatu benda.
Ukiran meja dari akar kayu jati
Ukiran wajah manusia dari akar bambu
Demikianlah apa yang dapat saya informasikan pada kali ini, semoga sedikit informasi tentang "seni ukir" ini bisa menambah wawasan anda dan bisa bermanfaat buat anda, selamat belajar dan semoga sukses.
Tags:
seni kriya
izinkan saya share hasil karya seni indonesia dari jepara ini agar bisa tahu hasil seni dari indonesia di mata dunia .
ردحذفagar nantinya daerah jepara banyak wisatawan dari orang luar negeri dan dapat memberi nilai tambah untuk devisa negara.
salam sukses.
http://lexashopee.com
silahkan di share gan,, semoga bermanfaat buat kemajuan karya seni Indonesia
حذفseni ukir yang bagus
ردحذفterimakasih gan
حذف