Multi Dimensi, Bentuk dan Isi

      Terima kasih atas kunjungan anda, disini saya akan share beberapa file yang saya miliki, semuanya ini adalah beberapa file yang saya peroleh ketika mengikuti beberapa acara seminar yang duselenggarakan oleh kampus saya semasa kuliah dulu Universitas Negeri Surabaya / UNESA.

 Multi dimensi, bentuk dan isi
          Seperti yang telah disebut pada pembicaraan sebelumnya, kesenian dari manapun dalam bentuk apapun,  pada dasarnya adalah multi dimensi. Ia multi facet, multi bidang (media), multi kultur, dan multi fungsi. Untuk memahami kesenian sangat, seseorang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, bekal pengetahuan, sikap terbuka dan juga kepekaan hayatan mereka. Itulah yang menyebabkan pemahaman dan atau penghayatan sesorang bisa berbeda, termasuk pemaknannya, antara orang yang satu dengan orang lain dalam menikmati kesenian yang sama. Kesenian pada dasarnya terdiri dari dua bagian atau elemen yang tidak bisa dipisahkan: wadah (bentuk) dan isi, atau form dan content. Yang kita dengar atau lihat secara indrawi adalah wadah atau form, dan inilah yang paling mudah kita amati. Dari yang kita amati secara indrawi sebenarnya tersirat isi (content).  Isi tesebut yang kita biasa kita sebut dengan nilai (value): nilai keindahan, emosional, kemanusiaan, religi, komersial dan sebagainya adalah nilai nilai yang digarap dalam kesenian. Kwalitas kesenian dinilai (judge) dari wadah (bentuk atau form) dan isi (content dan pesan, massage). Idealnya kedua duanya berkwalitas, namun itu tidak mudah untuk dicapai. Maka di dalam dunia seni dikenal dua jenis tampilan yang disebut dengan show atau pamer, yaitu kesenian yang lebih mementingkan keindahan bentuk atau wadah, menampilkan ketrampilan atau virtuositas yang tinggi. Jenis yang kedua adalah ekspresi atau ungkapan kejiwaan yang berwujud penyampaian kandungan isi atau pesan yang disebut dengan nilai nilai seperti yang baru saja kami sebutkan.

          Untuk bisa menangkap nilai nilai perlu penafsiran berlapis, karena setiap unsur dari satu sajian kesenian bisa berbicara. Sekedar contoh dalam suatu koreografi tari mengandung unsur unsur :
  1. Gerak. Dalam gerak ada garis dan bentuk dari satu titik ke titik berikutnya, seperti dalam gerak menendang, melihat, berjalan, sikap tubuh, posisi berdiri,  dan sebagainya. Sedangkan bagaimana cara, arah, kecepatan atau ritme berjalan bisa mengandung arti tertentu. Semuanya saling bersinergi dan menunjukkan karakter, seperti perangai yang halus, suasana yang tergesa gesa, sedih, gembira dan sebagainya. Demikian pula dari melihat cara dan arah pandangan penari, dan sebagainya penonton bisa menangkap berbagai kesan dan perasaan. 
  2. Kostum dan rias. Bentuk, warna, penempatan, bahan mampu serta rias muka, mampu berbicara banyak dalam pembentukan karakter dan perwatakan seorang tokoh. Hal ini sangat terkait dengan pengartian warna sebagai lambang tertentu. Lambang lambang inilah yang dapat membedakan antara Bali dan Jawa. Rama di Bali wajahnya berwarna hijau, sedangkan di jawa berwajah putih atau keemasan.  Demikian juga Gatotkaca Jawa digambarkan sebagai seorang yang tampan dan gagah perkasa sedangkan Gatotkaca India lebih menyerupai seorang raksasa.
  3. Pola lantai. Pengaturan pola lantai bukan saja berurusan dengan soal keindahan konfigurasi penari, tetapi pola lantai bisa menunjukkan hubungan penari yang satu dengan penari yang yang lain. Penari mana yang berfungsi sebagai tokoh utama, partner, pendukung, lawan, pelengkap dan sebagainya. Pola lantai bisa juga menunjukkan suatu gelar atau strategi perang. Seperti pada tari bedhaya yang sangat halus, lembut dan pelan serta dengan menggunakan kostum yang sama. Bedhaya adalah sebuah drama tari yang abstrak, sering menyajikan ceritera bertema perang antara dua fihak. Perang dapat dilihat dari pola lantai digunakan yang konfigurasi penarinya menggambarkan strategi (gelar) perang, seperti garuda nglayang, supit urang, dan sebagainya. Sedangkan tokoh yang menang dan kalah bisa dilihat dari (level) posisinya. Biasanya yang berdiri adalah tokoh yang menang, sedangkan yang jongkok adalah fihak yang kalah.
  4.  Musik. Hampir tiada sajian tari tanpa menggunakan jasa musik atau karawitan atau seni bunyi bunyian lain, termasuk ilustrasi dan sound effect. Dalam musik terdapat (ansambel/kelompok) instrument atau (ricikan) gamelan, vokal, lagu, ritme, tempo, dinamik, dan sebagainya. Semuanya sangat besar peranannya dalam memberi jiwa, karakter dan memperjelas kandungan isi atau pesan yang ingin disampaikan oleh tari. Fungsi musik adalah menghidupi tari, tokoh atau wayang, - nguripke joged, nguripke wayang, bukan sekedar sebagai iringan atau ilustrasi, lewat pembentukan suasana, rasa dan karakter. Terutama apabila musik menggunakan cakepan atau teks, (yang berwujud bahasa verbal, baik dalam bentul prosa maupun puisi). Jelas musik akan mempermudah para penonton/pendengar untuk mengerti apa yang ingin disampaikan koreografer atau penari lewat karya atau sajian tarinya, baik ceritera maupun kandungan nilainya. 
  5. Seiring dengan perkembangan teknologi, pementasan tari atau teater di saat ini tidak bisa mengesampingkan penggunaan tata cahaya (lighting). Cahaya bukan saja berfungsi sebagai alat penerangan, namun merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pergelaran tari/teater. Warna cahaya, intensitas, focus, arah, datangnya cahaya besar perannya dalam menciptakan situasi, suasana dan mendukung adegan maupun karakter tokoh. Dewasa ini sudah demikian banyak jenis, ragam serta canggihnya system pencahayaan. Designer pancahayaan sudah merupakan profesi yang sangat dibutuhkan. Di Indonesia jumlah lighting designer masih bisa dihitung dengan jari tangan. 
  6. Semua komponen, unsur atau media yang baru saja saya sebut semuanya saling mendukung dalam menyampaikan isi atau pesan dengan memperjelas karakter tokoh, pertunjukan dan suasana serta emosi, maksud dan atau tujuan pertunjukan, pagelaran maupun pameran. Bahkan dalam pameran barang dagangan di show room mobil, etalasi ataau display di department store, atau bahkan kedai kedai makanan. Hal  seperti yang diberlakukan pada seni pertunjukan atau pameran lukisan telah lama dengan mengunakan jasa seni musik, seni rupa untuk melariskan dagangannya juga digunakan di tempat tempat tersebut. Di toko besar, di airport, di kantor, di rumah sakit, sejak lama telah menggunakan muzak, sejenis musik yang di aransement khusus untuk membuat nyaman atau kerasan para pengunjung untuk betah tinggal di tempat ini dan tentunya juga mau berbelanja atau menggunakan jasa tempat usaha tersebut.
 Sumber: MakalahSN/Pend.Seni2011/R.Supanggah/ISI Surakarta

Subscribe to receive free email updates: