Pengertian Ragam Hias Seni Ukir Kayu

      Pada kesempatan kali ini saya akan membagi sedikit ilmu yang saya peroleh dari buku yang pernah saya baca, buku tersebut judulnya adalah "Ragam Hias Ukir Kayu" seperti yang tampak pada cover buku di bawah ini.

   Ragam hias merupakan hasil budaya sejak masa prasejarah dan berlanjut sampai masa kini. Ragam memiliki pengertian secara umum yaitu keinginan manusia untuk menghias benda-benda sekelilingnya. Kekayaan bentuk yang menjadi ornamen dari masa lampau yang berkembang di istana raja-raja dan para bangsawan, baik yang ada di bangsa Barat maupun bangsa Timur.

   Pada prinsipnya ragam hias merupakan hasil karya seniman, dalam ragam hias itu terkandung unsur seni yang menampilkan keindahan. Disamping keindahan, banyak ragam hias yang diciptakan dengan maksud untuk keperluan yang bersifat relegius. Berkaitan dengan kepentingan magis relegius itu, maka ragam hias banyak yang bermakna simbol-simbol. Maka dapat disebutkan bahwa penciptaan ragam hias oleh senimannya diabdikan untuk kepentingan spiritual yang lebih tinggi.

      Istilah yang lain yang berkaitan dengan ragam hias adalah Motif. Motif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ,berarti "pola atau corak", sedangkan corak berarti bunga atau gambar-gambar.

      Pengertian yang hampir serupa dengan ragam hias adalah motif hiasan dan ornamen. "Motif hiasan" adalah suatu pola atau corak hiasan yang terungkap sebagai ungkapan ekspresi jiwa manusia terhadap keindahan atau pemenuhan kebutuhan lain yang bersifat budaya. Sedangkan "Ornamen" pada hakekatnya sekedar "gambaran" dari irama dalam garis atau bidang. Ornamen berarti ilmu menghias.

      Adapun prinsip pokok dari motif adalah variasi pola dasar yang dikombinasikan dengan corak hiasan alam serta hasil perwujudan ekspresi jiwa manusia sehingga menghasilkan keindahan. Oleh karena itulah dalam seni ukir terdapat nilai-nilai diantaranya yaitu:
  1. Nilai Estetis, estetika seni ukir terkait dengan estetika keindahan yaitu keindahan membuat kayu yang diukir sehingga kayu tersebut menjadi karya seni yang indah dan dapat dipakai sebagai benda hiasan. Hal ini akan tampak bila dilihat dari proses pengerjaan seni ukir, yaitu penuh kesabaran, teliti, sehingga dicapai bentuk yang halus, lembut, dan indah.
  2. Nilai Praktis, selain nilai estetika yang dimiliki dalam ukiran kayu oleh karena biasanya karya seni ukir kayu tersebut melekat dengan bentuk benda terap yang ada maka keindahan benda terap yang berukir dicapai lewat bentuk yang sesuai dengan fungsi dan lewat ukiran yang menghiasinya. Benda terap adalah benda yang dipakai untuk keperluan praktis sehari-hari. Benda-benda terap tersebut misalnya perabot rumah tangga seperti meja kursi, maupun bagian rumah seperti soko guru, pintu, dll.
  3. Nilai Relegius, nilai religius yang terdapat dalam seni ukir biasanya sangat terkait dengan fungsi benda yang diberi ukiran. Hal ini karena dalam pembentukan motif ukiran terkadang si pengukir memasukkan rasa dan jiwa serta pengakuan terhadap kebesaran Sang Pencipta melalui bentuk atau simbol-simbil tertentu.
  4. Nilai Ekonomis, oleh karena barang ukiran terkait dengankeperluan dan kebutuhan manusia maka biasanya barang-barang tersebut diperdagangkan. Melalui aktivitas perdagangan inilah terjadi proses tukar-menukar barang dan terjadi proses jual beli. Akibat dari hal itu, seni ukir mempunyai nilai ekonomi.

Subscribe to receive free email updates: