Materi kelas XI, KD: Mengekspresikan diri melalui karya seni kriya
Istilah seni kriya ini berasal dari kata krya (bahasa Sanskerta) yang berarti “mengerjakan”, dari akar kata tersebut selanjutnya berubah menjadi kata kriya, karya, kerja.
Dalam pengertian arti husus yakni, mengerjakan sesuatu untuk mengubah suatu benda atau objek. Sedangkan pada pengertian lain, seluruh hasil tugas termasuk juga beragam keteknikannya dinamakan seni kriya.
Dalam bahasa Indonesia kata kriya adalah pekerjaan (kerajinan tangan). Sedangkan dalam bahasa Inggris dinamakan craft yg mengandung arti kemampuan atau energi, pengertian lain sebuah ketrampilan bisa di artikan mengerjakan atau menciptakan sesuatu. Istilah itu termasuk ketrampilan yang sering dikaitkan pada profesi yang tampak dalam pengrajin atau orang yang pekerjaannya dibidang pembuatan kerajinan (craftsworker). Dalam persepsi (sudut pandang) kesenian yang berakar terhadap adat Jawa, dikenal sebutan kagunan.
Di dalam Kamus Bausastra Jawa, kagunan yakni Kapinteran/Wudharing pambudi nganakake kaendahan-gegambaran/Yeyasan ingkang Adipeni, kidung ngukir-ukir. Penjelasan itu menunjukan posisi & pentingnya ketrampilan dalam membuat(mengubah) benda sehari-hari, disamping wawasan & kepekaan (bakal keindahan).
Umumnya seni kriya sering dimaksudkan sebagai karya yang menghasilkan skill atau keterampilan seseorang, sebagaimana diketahui bahwa ekspresi dan kerja seni membutuhkan keterampilan. Persepsinya, semua orang mengartikan bahwa, kesenian berakar pada tradisi Jawa yang dikenal dengan sebutan “kagunan“ atau fingsi. Selain pengertian di atas, ternyata ada juga fungsi seni kriya yang harus kamu pelajari. Namun, yang akan kita bahas di sini adalah mengenal secara detail, pembagian dari jenis-jenis seni kriya.
Dalam mempelajari seni kriya kita diharuskan untuk mengenal lebih jauh tantang jenis sebuah karya dari beragam macam bentuk dan gaya yang di keluarkan oleh seni kriya nusantara. Bahan-bahan karya itu langsung di ambil dari alam, semua di manfaatkan dengan baik.
Dari semua seni kriya nusantara tersebut, banyak juga dari mereka para pengrajin yang tetap mempertahankan ragam hias tradisional sesuai dengan tuntutan pasar.
Jenis-jenis bahan yang biasa di gunakan dari seni karya adalah sebagai berikut:
1. Kriya Keramik
Kriya keramik merupakan seni kerajinan benda yang terbuat dari tanah liat. Teknik membuat keramik sangat bervariasi ada yang dengan tehnik cetak, lempeng, pijit dan pilin. Tidak lupa juga diberi hiasan. Untuk memaksimalkan pembuatan ini, setelah kering keramik harus dibakar dengan suhu tertentu agar sempurna. Kegunaan keramik ini juga bermacam, mulai dari untuk pot bunga, guci dan lain-lain. Banyak sekali di beberapa kota di jawa yang memproduksi keramik ini seperti daerah Jogjakarta, magelang, malang, kota-kota yang ada di bali, dan kota-kota lainnya.
2. Kriya Kayu
Kriya kayu ini merupakan kerajinan yang memadukan antara fungsi dan seni keindahan yang bahan dasar atau media pembuatannya berupa kayu. Rata-rata memang lebih banyak ke seni atau hiasan, tapi banyak pula yang dibuat untuk fungsi kegunaannya. Dalam pengerjaan seni kriya kayu ada tahapan-tahapan yang harus dilalui, jika kamu mau belajar seni ini tentu harus belajar dari tahapan pemula. banyak sekali kerajinan yang terbuat dari kayu,diantaranya seperti wayang golek, furniture, topeng, patung, dan hiasan ukiran-ukiran kayu lainnya. Salah satu kota yang terkenal dengan produksi kerajinan kayunya adalah kota Jepara.
3. Kriya tekstil
Istilah kriya tekstil memiliki cakupan yang cukup luas, karena mencakup berbagai jenis kain yang dibuat, entah itu dengan cara ditenun, diikat dan berbagai cara lain yang dikenal saat proses pembuatan kain tersebut. Namun secara umum segala kerajinan yang terbuat dari bahan dasar berupa kain bisa disebut dengan seni kriya tekstil. Pada umumnya kain dibuat dari serat dipintal atau di pilin, sehingga dapat menghasilkan benang panjang yang bisa dirajut atau ditenun dan menghasilkan kain yang membentuk barang jadi. Semua terukur, baik itu dari tekstur ketebalan kainnya, jumlah serat, kadar pilihan, rajutan dan variasi dalam tenunan. Di situlah faktor yang mempengaruhi terciptanya kain yang tak terhitung jenis macamnya. Keragaman karya seni tekstil bisa dilihat dari teknik, jenis, ragam hias, dan bahan yang digunakan. Jenis kriya tekstil di nusantara bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu karya tenun dan karya batik. Kota penghasil tekstil yang terkenal salah satunya adalah kota Tuban yang terkenal dengan batik “gedog” nya.
4. Kriya Logam
Kriya logam adalah seni kriya yang khusus mengolah logam menjadi macam benda kerajinan. Cara mengolahnyapun tidak begitu sulit (rumit), hanya mengecor logam hingga menjadi panas lalu di cetak melalui cetakan. Contoh umum yang biasa kita ketahui tentang karya logam adalah karya-karya yang terbuat dari bahan berupa perak, besi, perunggu, emas, almunium, tembaga, dan kuningan. Begitupun pada produk yang dihasilkan, misalnya perhiasan perak, emas senjata tajam, patung dari perunggu, peralatan rumah tangga dan biasanya untuk alat musik gamelan. Bahkan sudah banyak kriya logam yang dibuat dengan berbagai macam veriasi. Namun ada pula karya seni kriya logam yang dibuat dengan cara di tumpul dengan menggunakan alat tatah khusus, cara ini biasanya digunakan untuk menghasilkan karya yang secara khusus dibuat untuk dinikmati dari segi keindahannya saja.
Yang perlu kita ketahui, ada dua teknik cara membuat karya dari seni kriya logam, Yaitu “teknik bivalve dan teknik a cire perdue”.
Teknik “bivalve” atau setangkap, yaitu sebuah cara dengan menggunakan cetakan yang di tangkupkan pada cetakan logam, sehingga setelah dingin, cetakan tersebut bisa di buka dan menghasilkan cetakan sesuai yang kita inginkan.
Teknik “a cire perdue” atau cetakan lilin, adalah dengan cara membuat bentuk benda dari lilin sesuai dengan yang kita kehendaki. Jika sudah membuat modelnya, cetakan model lilin tersebut langsung ditutup dengan menggunakan tanah, kemudian dibuatkan lubang dari atas dan di bawahnya. Setelah itu cetakan dibakar, sehingga lilin yang terbungkus dengan tanah hingga mencair, dan akan keluar melalui lubang bagian bawah. Selanjutnya melalui lubang bagian atas dimasukkan pada cairan perunggu. Jika sudah dingin, cetakan tersebut bisa langsung dipecah sehingga keluarlah benda yang diinginkan. Kota-kota di Indonesia yang terkenal sebagai penghasil karya dari kriya logam diantaranya seperti kota Denpasar “Bali” yang terkenal dengan kerajinan peraknya.
5. Kriya Kulit
Kriya kulit adalah jenis karya seni yang bahan bakunya dari kulit. Kulit yang digunakan pun bervariasi, mulai dari kulit sapi, kerbau, kambing, ular, buaya dan lain sebagainya. Namun sebelum dipakai, terlebih dahulu kulit harus mengalami proses pengolahan yang panjang. Mulai dari pemisahan dari daging beserta kulitnya, pembersihannya, pencucian pada cairan tertentu, pewarnaan dengan warna yang diinginkan, perendaman dengan zat kimia tertentu (penyamakan), pengeringan, penghalusan dan perentangan supaya tidak mengkerut. Setelah melalui beberapa tahapan itu, kulit bisa di lang- sung dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang diten- tukan.
Hasil kriya kulit nantinya bisa berupa sepatu, tas, pakaian (jaket), wayang kulit, dompet, tempat HP, ikat pinggang, alat musik rebana dan beberapa jenis olahan benda lainnya. Daerah kota-kota penghasil kriya kulit yang paling di kenal antara lain Garut, Yogyakarta, dan Bali.
6. Kriya Batu
Ternyata batu pun merupakan media karya seni yang memiliki nila tinggi. Dari teksturnya yang keras dan cenderung kaku untuk dibentuk, ternyata dapat diolah menjadi sebuah karya seni yang indah. Salah satu kerajinannya berasal dari daerah Sukaraja, Sukabumi. Di daerah ini dapat di jumpai berbagai material batu yang sudah di olah menjadi hiasan dekorasi rumah. Seni kriya batu sendiri merupakan segala kerajinan yang terbuat dari bahan dasar berupa batu. Ada banyak macam bentuk kerajinan dari batu-batu tersebut, diantaranya batu fosil, jesper, akik dan batu-batu permata lainnya yang dibentuk menjadi hiasan dengan motif flora dan fauna.
7. Kriya Anyaman
Kriya anyam merupakan kerajinan yang dibuat dengan menggunakan bahan dasar yang bisa dianyam, anyaman sendiri merupakan teknik membuat karya seni kriya yang dilakukan dengan cara menumpang tindihkan (menyilangkan) bahan anyam yang berupa lungsi dan pakan. Lungsi merupakan bahan anyaman yang menjadi dasar dari media anyam, sedangkan pakan yaitu bahan anyaman yang digunakan sebagai media anyaman dengan cara memasukkannya ke dalam bagian lungsi yang sudah siap untuk di anyam.
Bahan-bahan anyaman dapat dibuat dari tumbuh-tumbuhan yang sudah dikeringkan, seperti lidi, rotan, akar, dan dedaunan untuk dijadikan suatu rumpun yang kuat (tampar). Sedangkan alat dapat menggunakan pisau pemotong, pisau penipis, dan catut bersungut bundar, atau peralatan yang lainnya.
Demikianlah penjelasan mengenai materi seni kriya, jangan lupa kunjungi materi pembelajaran senirupa saya yang lain tentang "Materi siswa" dan "Karya siswa".
Istilah seni kriya ini berasal dari kata krya (bahasa Sanskerta) yang berarti “mengerjakan”, dari akar kata tersebut selanjutnya berubah menjadi kata kriya, karya, kerja.
Dalam pengertian arti husus yakni, mengerjakan sesuatu untuk mengubah suatu benda atau objek. Sedangkan pada pengertian lain, seluruh hasil tugas termasuk juga beragam keteknikannya dinamakan seni kriya.
Dalam bahasa Indonesia kata kriya adalah pekerjaan (kerajinan tangan). Sedangkan dalam bahasa Inggris dinamakan craft yg mengandung arti kemampuan atau energi, pengertian lain sebuah ketrampilan bisa di artikan mengerjakan atau menciptakan sesuatu. Istilah itu termasuk ketrampilan yang sering dikaitkan pada profesi yang tampak dalam pengrajin atau orang yang pekerjaannya dibidang pembuatan kerajinan (craftsworker). Dalam persepsi (sudut pandang) kesenian yang berakar terhadap adat Jawa, dikenal sebutan kagunan.
Di dalam Kamus Bausastra Jawa, kagunan yakni Kapinteran/Wudharing pambudi nganakake kaendahan-gegambaran/Yeyasan ingkang Adipeni, kidung ngukir-ukir. Penjelasan itu menunjukan posisi & pentingnya ketrampilan dalam membuat(mengubah) benda sehari-hari, disamping wawasan & kepekaan (bakal keindahan).
Umumnya seni kriya sering dimaksudkan sebagai karya yang menghasilkan skill atau keterampilan seseorang, sebagaimana diketahui bahwa ekspresi dan kerja seni membutuhkan keterampilan. Persepsinya, semua orang mengartikan bahwa, kesenian berakar pada tradisi Jawa yang dikenal dengan sebutan “kagunan“ atau fingsi. Selain pengertian di atas, ternyata ada juga fungsi seni kriya yang harus kamu pelajari. Namun, yang akan kita bahas di sini adalah mengenal secara detail, pembagian dari jenis-jenis seni kriya.
Dalam mempelajari seni kriya kita diharuskan untuk mengenal lebih jauh tantang jenis sebuah karya dari beragam macam bentuk dan gaya yang di keluarkan oleh seni kriya nusantara. Bahan-bahan karya itu langsung di ambil dari alam, semua di manfaatkan dengan baik.
Dari semua seni kriya nusantara tersebut, banyak juga dari mereka para pengrajin yang tetap mempertahankan ragam hias tradisional sesuai dengan tuntutan pasar.
Jenis-jenis bahan yang biasa di gunakan dari seni karya adalah sebagai berikut:
1. Kriya Keramik
Kriya keramik merupakan seni kerajinan benda yang terbuat dari tanah liat. Teknik membuat keramik sangat bervariasi ada yang dengan tehnik cetak, lempeng, pijit dan pilin. Tidak lupa juga diberi hiasan. Untuk memaksimalkan pembuatan ini, setelah kering keramik harus dibakar dengan suhu tertentu agar sempurna. Kegunaan keramik ini juga bermacam, mulai dari untuk pot bunga, guci dan lain-lain. Banyak sekali di beberapa kota di jawa yang memproduksi keramik ini seperti daerah Jogjakarta, magelang, malang, kota-kota yang ada di bali, dan kota-kota lainnya.
2. Kriya Kayu
Kriya kayu ini merupakan kerajinan yang memadukan antara fungsi dan seni keindahan yang bahan dasar atau media pembuatannya berupa kayu. Rata-rata memang lebih banyak ke seni atau hiasan, tapi banyak pula yang dibuat untuk fungsi kegunaannya. Dalam pengerjaan seni kriya kayu ada tahapan-tahapan yang harus dilalui, jika kamu mau belajar seni ini tentu harus belajar dari tahapan pemula. banyak sekali kerajinan yang terbuat dari kayu,diantaranya seperti wayang golek, furniture, topeng, patung, dan hiasan ukiran-ukiran kayu lainnya. Salah satu kota yang terkenal dengan produksi kerajinan kayunya adalah kota Jepara.
3. Kriya tekstil
Istilah kriya tekstil memiliki cakupan yang cukup luas, karena mencakup berbagai jenis kain yang dibuat, entah itu dengan cara ditenun, diikat dan berbagai cara lain yang dikenal saat proses pembuatan kain tersebut. Namun secara umum segala kerajinan yang terbuat dari bahan dasar berupa kain bisa disebut dengan seni kriya tekstil. Pada umumnya kain dibuat dari serat dipintal atau di pilin, sehingga dapat menghasilkan benang panjang yang bisa dirajut atau ditenun dan menghasilkan kain yang membentuk barang jadi. Semua terukur, baik itu dari tekstur ketebalan kainnya, jumlah serat, kadar pilihan, rajutan dan variasi dalam tenunan. Di situlah faktor yang mempengaruhi terciptanya kain yang tak terhitung jenis macamnya. Keragaman karya seni tekstil bisa dilihat dari teknik, jenis, ragam hias, dan bahan yang digunakan. Jenis kriya tekstil di nusantara bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu karya tenun dan karya batik. Kota penghasil tekstil yang terkenal salah satunya adalah kota Tuban yang terkenal dengan batik “gedog” nya.
4. Kriya Logam
Kriya logam adalah seni kriya yang khusus mengolah logam menjadi macam benda kerajinan. Cara mengolahnyapun tidak begitu sulit (rumit), hanya mengecor logam hingga menjadi panas lalu di cetak melalui cetakan. Contoh umum yang biasa kita ketahui tentang karya logam adalah karya-karya yang terbuat dari bahan berupa perak, besi, perunggu, emas, almunium, tembaga, dan kuningan. Begitupun pada produk yang dihasilkan, misalnya perhiasan perak, emas senjata tajam, patung dari perunggu, peralatan rumah tangga dan biasanya untuk alat musik gamelan. Bahkan sudah banyak kriya logam yang dibuat dengan berbagai macam veriasi. Namun ada pula karya seni kriya logam yang dibuat dengan cara di tumpul dengan menggunakan alat tatah khusus, cara ini biasanya digunakan untuk menghasilkan karya yang secara khusus dibuat untuk dinikmati dari segi keindahannya saja.
Yang perlu kita ketahui, ada dua teknik cara membuat karya dari seni kriya logam, Yaitu “teknik bivalve dan teknik a cire perdue”.
Teknik “bivalve” atau setangkap, yaitu sebuah cara dengan menggunakan cetakan yang di tangkupkan pada cetakan logam, sehingga setelah dingin, cetakan tersebut bisa di buka dan menghasilkan cetakan sesuai yang kita inginkan.
Teknik “a cire perdue” atau cetakan lilin, adalah dengan cara membuat bentuk benda dari lilin sesuai dengan yang kita kehendaki. Jika sudah membuat modelnya, cetakan model lilin tersebut langsung ditutup dengan menggunakan tanah, kemudian dibuatkan lubang dari atas dan di bawahnya. Setelah itu cetakan dibakar, sehingga lilin yang terbungkus dengan tanah hingga mencair, dan akan keluar melalui lubang bagian bawah. Selanjutnya melalui lubang bagian atas dimasukkan pada cairan perunggu. Jika sudah dingin, cetakan tersebut bisa langsung dipecah sehingga keluarlah benda yang diinginkan. Kota-kota di Indonesia yang terkenal sebagai penghasil karya dari kriya logam diantaranya seperti kota Denpasar “Bali” yang terkenal dengan kerajinan peraknya.
5. Kriya Kulit
Kriya kulit adalah jenis karya seni yang bahan bakunya dari kulit. Kulit yang digunakan pun bervariasi, mulai dari kulit sapi, kerbau, kambing, ular, buaya dan lain sebagainya. Namun sebelum dipakai, terlebih dahulu kulit harus mengalami proses pengolahan yang panjang. Mulai dari pemisahan dari daging beserta kulitnya, pembersihannya, pencucian pada cairan tertentu, pewarnaan dengan warna yang diinginkan, perendaman dengan zat kimia tertentu (penyamakan), pengeringan, penghalusan dan perentangan supaya tidak mengkerut. Setelah melalui beberapa tahapan itu, kulit bisa di lang- sung dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang diten- tukan.
Hasil kriya kulit nantinya bisa berupa sepatu, tas, pakaian (jaket), wayang kulit, dompet, tempat HP, ikat pinggang, alat musik rebana dan beberapa jenis olahan benda lainnya. Daerah kota-kota penghasil kriya kulit yang paling di kenal antara lain Garut, Yogyakarta, dan Bali.
6. Kriya Batu
Ternyata batu pun merupakan media karya seni yang memiliki nila tinggi. Dari teksturnya yang keras dan cenderung kaku untuk dibentuk, ternyata dapat diolah menjadi sebuah karya seni yang indah. Salah satu kerajinannya berasal dari daerah Sukaraja, Sukabumi. Di daerah ini dapat di jumpai berbagai material batu yang sudah di olah menjadi hiasan dekorasi rumah. Seni kriya batu sendiri merupakan segala kerajinan yang terbuat dari bahan dasar berupa batu. Ada banyak macam bentuk kerajinan dari batu-batu tersebut, diantaranya batu fosil, jesper, akik dan batu-batu permata lainnya yang dibentuk menjadi hiasan dengan motif flora dan fauna.
7. Kriya Anyaman
Kriya anyam merupakan kerajinan yang dibuat dengan menggunakan bahan dasar yang bisa dianyam, anyaman sendiri merupakan teknik membuat karya seni kriya yang dilakukan dengan cara menumpang tindihkan (menyilangkan) bahan anyam yang berupa lungsi dan pakan. Lungsi merupakan bahan anyaman yang menjadi dasar dari media anyam, sedangkan pakan yaitu bahan anyaman yang digunakan sebagai media anyaman dengan cara memasukkannya ke dalam bagian lungsi yang sudah siap untuk di anyam.
Bahan-bahan anyaman dapat dibuat dari tumbuh-tumbuhan yang sudah dikeringkan, seperti lidi, rotan, akar, dan dedaunan untuk dijadikan suatu rumpun yang kuat (tampar). Sedangkan alat dapat menggunakan pisau pemotong, pisau penipis, dan catut bersungut bundar, atau peralatan yang lainnya.
Demikianlah penjelasan mengenai materi seni kriya, jangan lupa kunjungi materi pembelajaran senirupa saya yang lain tentang "Materi siswa" dan "Karya siswa".
Tags:
materi kelas 11