Sebelum membuat rumah bambu, ada baiknya kita mencermati terlebih dahulu tentang artikel berikut ini.
Menurut Haygreen dan Bawyer (1980), sifat fisika dan mekanika kayu dipengaruhi oleh tiga hal yaitu:
a. Volume ronggab. Struktur sel
c. Kadar air
Selanjutnya Liesse (1980), menyatakan bahwa secara anatomi dan kimiawi bambu dan kayu hampir sama, oleh karena itu faktor-faktor kadar air dan berat jenis yang sangat berpengaruh pada kayu juga berpengaruh pada sifat-sifat bambu.
Perubahan dimensi
Perubahan dimensi bambu tidak sama dari ketiga arah struktur radial, tangensial dan longitudinal, sehingga bambu bersifat anisotropis. Kedua jenis perubahan dimensi mempunyai arti yang sama penting, tetapi berdasarkan pengalaman praktis yang lebih sering menggunakan bambu dalam keadaan basah, maka pengerutan bambu menjadi perhatian yang lebih besar dibanding pengembangannya. Angka pengerutan total untuk bambu normal berkisar antara 4,5% sampai 14% dalam arah radial, 2,1% sampai 8,5% dalam arah tangensial dan 0,1% sampai 0,2% dalam arah longitudinal (Prawirohatmojo, 1988).
Sifat mekanik bambu
Sifat mekanik adalah sifat yang berhubungan dengan kekuatan bahan dan merupakan ukuran kemampuan suatu bahan untuk menahan gaya luar yang bekerja padanya. Sifat-sifat mekanik tersebut meliputi kekuatan lentur statis, kekuatan tarik, kekuatan geser dan sifat kekerasan. Sifat-sifat mekanik daripada bambu yang meliputi tegangan tarik, tekan, lentur dan modulus elastisitas seperti yang terdapat pada tabel berikut ini.
Tabel sifat-sifat mekanik bambu:
Uraian
|
Sifat-sifat Mekanik
|
|
Kekuatan yang ada (kg/cm²)
|
Digunakan pada perencanaan (kg/cm²)
|
|
Tagangan tarik
|
600 - 4.000
|
300
|
Tegangan tekan
|
250 - 600
|
80
|
Tegangan lentur
|
700 - 3.000
|
60
|
Modulus elastisitas
|
100.000 - 300.000
|
300.000
|
Bambu sangat lemah diarah radial, sehingga pembebanan tegak lurus atas sumbu batang sedapat mungkin dihindarkan atau ditempatkan pada ruas batang. Bambu yang dipergunakan dalam konstruksi bangunan harus kering dan diawetkan dengan bahan pengawet. Oleh karena bambu mudah sekali diserang serangga, bubuk dan rayap. Morisco (1996), mengadakan pengujian kekuatan bermacam-macam bambu seperti yang ada pada tabel berikut ini, dimana terlihat bahwa kekuatan bambu dengan nodia lebih rendah daripada bambu tanpa nodia.
Tabel kuat tarik bambu kering oven
Jenis Bambu
|
Kuat Tarik (kg/cm²)
|
|
Tanpa Nodia
|
Dengan Nodia
|
|
Ori
|
2910
|
1280
|
Petung
|
1900
|
1160
|
Wulung
|
1660
|
1470
|
Tutul
|
2160
|
740
|
Keawetan bambu
Pengawetan bambu dilakukan dengan cara perendaman dan dapat juga dilakukan dengan menggunakan zat kimia yang dikenal dengan proses Boucherie yang dimodifikasi di India sekitar 40 tahun yang lalu.
Sumber: Departemen teknik sipil / makalah dahlan kosasih
Tags:
seni kriya