Pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat pesat (khususnya di Indonesia) mengakibatkan peningkatan jumlah kebutuhan kayu untuk perumahan. Hal ini mengakibatkan penebangan kayu hutan yang berlebihan. Penebangan kayu hutan yang kurang terkendali dapat membahayakan kelestarian hutan. Sehubungan dengan itu, maka perlu dilakukan upaya untuk mencari bahan pengganti kayu sebagai bahan bangunan.
Dengan memperhitungkan berbagai keunggulan dan kelemahannya, Bambu dapat dipertimbangkan sebagai bahan pengganti kayu sebagai bahan bangunan Dalam perkembangannya bambu telah dapat digunakan sebagai struktur pengganti kayu maupun baja, misalnya bambu sebagai rangka kuda-kuda dan jembatan rangka. Hal ini juga didukung oleh kekuatan bambu yang telah diawetkan, rangka atap dari bambu yang diawetkan secara tradisional , masih dapat bertahan pada umur lebih dari 20 tahun (Morisco, 1999). Sehubungan dengan sifat-sifat bahan maupun mekanisnya maka sangat memungkinkan apabila bambu dimanfaatkan sebagai struktur portal untuk rumah susun sederhana sehingga kekuatan dan perilaku sambungan bambu akibat beban siklik harus diperhatikan dengan baik.
Bambu merupakan tanaman berumpun dan termasuk dalam famili gramineae dan terdapat hampir di seluruh dunia kecuali di Eropa. Jumlah yang ada di daerah Asia Selatan dan Asia Tenggara kira-kira 80% dari keseluruhan yang ada di dunia (Uchimura, 1980). Pada saat ini telah tercatat lebih dari 75 genera dan 1250 spesies bambu di dunia. Dari sekian banyak jenis bambu unggul di dunia, sekitar 59% terdapat di Indonesia.
Struktur Anatomi Bambu
Struktur anatomi bambu berkaitan erat dengan sifat-sifat fisik dan mekaniknya. Menurut Liesse (1980), bambu memiliki cici-ciri pertumbuhan primer yang sangat cepat tanpa diikiti pertumbuhan sekunder, batangnya beruas-ruas, semua sel yang terdapat pada inter nodia mengarah pada sumbu aksial, sedang pada nodia mengarah pada sumbu transversal. Dalam intenodia tidak ada elemen-elemen radial, kulit bagian luar terdiri dari satu lapis sel epidermis, sedang kulit bagian dalam terbentuk dari sklerenkim. Struktur melintang ruas ditentukan oleh ikatan pembuluh. Pada bagian dalam ikatan pembuluh berukuran besar dan berjumlah sedikit, secara umum di dalam batang jumlah ikatan pembuluh menurun dari pangkal ke ujung dan kerapatannya meningkat.
Sumber: Departemen teknik sipil / makalah dahlan kosasih
Tags:
seni kriya