Teknik Pembuatan Cor Logam di Indonesia - bagian 2

Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkannya. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut acire perdue. Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan.



Ada dua teknik pembuatan barang-barang dari perunggu. Teknik pertama dikenal dengan teknik setangkup atau bivalve. Teknik kedua adalah teknik cetakan lilin.

a. Teknik bivalve
Teknik cetakan ini menggunakan dua cetakan dengan bentuk sesuai benda yang diinginkan yang dapat ditangkupkan. Cetakan diberi lubang pada bagian atasnya dan dari lubang tersebut kemudian dituangkan cairan logam. Bila sudah dingin, cetakan baru dibuka.

b. Teknik tuangan lilin (a cire perdue)
Teknik cetakan lilin menggunakan proses di mana bentuk bendanya terlebih dahulu dibuat dari lilin. Bentuk lilin dihias menurut keperluan dengan berbagai pola hias. Bentuk lilin yang sudah lengkap kemudian dibungkus dengan tanah liat. Pada bagian atas dan bawah diberi lubang. Dari lubang bagian atas kemudian dituangkan cairan perunggu dan dari lubang di bawah mengalir lelehan lilin. Bila cairan perunggu yang dituang sudah dingin, cetakan dipecah untuk mengambil bendanya yang sudah jadi, kemudian dirapikan. Cetakan seperti ini hanya dapat digunakan sekali saja.

Zaman logam ini dibagi atas:

a. Zaman tembaga
Orang menggunakan tembaga sebagai alat kebudayaan. Alat kebudayaan ini hanya dikenal di beberapa bagian dunia saja. Di Asia Tenggara (termasuk Indonesia) tidak dikenal istilah zaman tembaga.

b. Zaman perunggu
Pada zaman ini orang sudah dapat mencampur tembaga dengan timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.

c. Zaman besi
Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dibanding teknik peleburan tembaga maupun perunggu.
Sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500°C.

Antara zaman neolitikum dan zaman logam telah berkembang kebudayaan megalithicum, yaitu kebudayaan yang mengunakan media batu-batu besar. Bahkan puncak kebudayaan megalitikum justru pada zaman logam.

Sumber: Buku SMK kelas xi semester 1 / cetak patung teknik tunggal

Subscribe to receive free email updates: