Pengertian Tari Tunggal, Ekspresi Seni Tari dalam Wujud Gerak Tari Tunggal Nusantara

Hasil apresiasi terhadap karya seni tari tunggal Nusantara dapat dijadikan bahan untuk mencipta gerak. Dengan kata lain, hasil apresiasi merupakan modal untuk berekspresi seni tari, dalam hal ini tari tunggal. Gerak-gerak yang tercipta merupakan gerak penuh nilai estetis dan bermakna. Untuk menciptakan gerak tersebut terlebih dahulu harus menguasai gerak dasar tari.

GERAK YANG MENGACU PADA POLA LANTAI PANGGUNG
Panggung merupakan salah satu unsur yang berperan dalam membangun ruang gerak untuk pementasan tari. Hal tersebut mempengaruhi pola lantai yang menjadi acuan penari dalam bergerak. Pada umumnya, desain pola lantai untuk tari tunggal Nusantara cukup sederhana di antaranya penggunaan titik tengah panggung sebagai titik awal dalam melakukan gerakan. Selain itu, penari harus dapat memanfaatkan luas penggung pementasan dan menguasainya.

Baca juga: Tari Reog, Sejarah dan Cerita Masyarakat Ponorogo

Secara umum, pola lantai tari tunggal Nusantara di antaranya sebagai berikut:
  1. Maju-mundur, yaitu penari melakukan gerakan ke depan dan ke belakang.
  2. Geser kiri-kanan, yaitu penari melakukan gerakan ke samping kiri dan kanan.
  3. Serong kiri-kanan, yaitu penari melakukan gerakan menyerong ke samping kiri dan kanan.
  4. Memutar mengikuti pola lingkaran, yaitu penari melakukan gerakan memutar seperti pola lingkaran.
Baca juga: Tari Topeng Cirebon, Tari Topeng Klana dan Tari Ringrang Topeng

GERAKAN ANGGOTA BADAN
Gerakan anggota badan meliputi gerak kaki, tangan, dan leher serta gerak gabungan.

A. Gerak Kaki
Berikut ini beberapa gerakan kaki pada tarian Nusantara.
  1. Gejuk adalah gerakan menghentakkan ujung depan telapak kaki di belakang tungkai kaki lainnya yang menapak.
  2. Enjer adalah gerakan melangkah ke samping kiri atau samping kanan. Pada saat melangkah ke samping kanan, kaki kanan selalu berada di depan, sedangkan pada saat melangkah ke samping kiri, kaki kiri yang selalu berada di depan.
  3. Kenser adalah gerakan kaki dengan cara geser buka-tutup telapak kaki ke arah kanan atau ke arah kiri.
  4. Ngumbang adalah gerakan berjalan di tempat dengan gerakan yang yang lambat.
  5. Ngider adalah gerakan berputar.

B. Gerak Tangan
Berikut ini beberapa gerakan tangan pada tarian Nusantara.
  1. Kebyok adalah gerakan tangan dengan menggunakan selendang yang dihentakkan pada pegelangan tangan sehingga menyangkut.
  2. Kebyak adalah gerakan menghentakkan tangan yang dilakukan setelah kebyok, yaitu melepaskan selendang sehingga terlepas dari sangkutannya pada pergelangan tangan.
  3. Ridhong adalah gerakan tangan dengan menggunakan selendang dengan disangkutkan pada salah satu tangan yang berkacak pinggang.
  4. Seblak adalah gerakan tangan yang membuat selendang merentang lurus di samping kiri atau kanan atau kiri-kanan badan, kemudian selendang tersebut diarahkan ke belakang badan.
  5. Rimong adalah gerakan tangan dengan menggunakan selendang, tangan yang satu merentang beserta selendang, tangan lainnya menyandarkan selendang di atas pundak.
  6. Ulap-ulap adalah gerakan tangan kanan/kiri dengan cara menekukannya di depan kening (jemari melentik, pergelangan menekuk), tangan kiri/kanan menekuk di depan pinggang.
  7.  Tawing adalah gerakan setelah ulap-ulap, tangan menurun dari kening ke depan dada dengan posisi tangan menekuk.
  8. Cerkop adalah gerakan kedua tangan secara berhimpit dan searah.
  9. Cilok adalah gerakan ujung jari telunjuk seakan mengambil sebuah benda ringan.
  10. Tepok adalah gerakan tangan yang bertepuk dalam beberapa posisi, misalnya horizontal atau berputar.
Baca juga: Tari Gambyong, Tari Tunggal Klasik dari Solo Jawa Tengah

C. Gerak Leher
Berikut ini beberapa gerakan leher dan kepala pada tarian Nusantara.
  1. Gerak Menoleh adalah gerakan menoleh ke kanan atau ke kiri (setengah memutar).
  2. Lung Sekar adalah gerakan tarikan dagu yang arahnya berlawanan dengan gerak badan, posisi menari badan merendah, perut dikecilkan, dada membusung, dan pantat nyedit.
  3. Anguk adalah gerakan kepala seperti mangangguk dalam tempo lamban sampai cepat.
  4. Girek adalah gerakan kepala berputar seperti baling-baling.

D. Gerak Penghubung
Berikut ini beberapa gerakan penghubung pada tarian Nusantara.
  1. Gerak Sindet, Gerak ini terdiri atas empat hitungan. Sindet kiri dimulai dari posisi badan tanjak kiri, yaitu kaki kiri menyerong di depan kaki kanan, tangan kiri menekuk di depan pinggang dengan posisi jemari ke atas, tangan kanan menekuk di atas pergelangan tangan kiri. a)Gerak pada hitungan 1(5) Tangan kiri(kanan) di balik ke dalam menjadi di atas tangan kanan(kiri), posisi telapak tangan membuka, ujung jari ke arah bawah,  b) Gerak pada hitungan 2(6) Tangan kiri(kanan) diputar ke atas dengan posisi jari-jari lurus ke atas, c) Gerak pada hitungan 3(7) Debeg kaki kiri(kanan), d) Gerak pada hitungan 4(8) Gejuk kaki kiri(kanan)
  2. Gerak Ngigel, Gerak ini terdiri atas delapan hitungan. Posisi badan berdiri merendah, kedua kaki serong rapat, kedua tangan merentang sebatas pinggang. Pada hitungan satu sampai tiga, kedua tangan ditarik lurus ke depan perut. Pada hitungan keempat, tangan diputar dari dalam ke luar. Pada hitungan kelima sampai keenam, kedua pergelangan tangan diputar penuh ke dalam. Pada hitungan ketujuh sampai delapan, debeg dan gejuk kaki kanan, kemudian seblak kedua tangan.
  3. Trisig-Srisigan, Gerak ini merupakan gerakan jalan berjinjit dengan cepat, memutar, serong, mundur, atau maju. Gerakan ini dapat dilakukan kapan saja (awal, tengah, dan akhir). Trisig kiri dimulai dengan memutar tangan kiri ke sebelah kanan, debeg kaki kiri, tekuk, tangan kanan merentang, letakan tangan kiri di depan telinga kanan, lakukan putaran ke kiri sambil berjinjit, maju, mundur, atau serong.
Demikianlah artikel yang saya buat kali ini tentang Ekspresi Seni Tari dalam Wujud Gerak Tari Tunggal Nusantara, semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk anda.

Subscribe to receive free email updates: