Kode
Etik Profesi Guru:
1. Integritas
Intelektual (intellectual Integrity)
Menghormati
hakikat ilmu dan batang tubuh pengetahuan, hal ini mencakup metodologi subjek
yaitu bagaimana pengetahuan diperoleh, proses penyelidikan, pembuktian,
pengujian kebenaran, yang berbeda untuk setiap
bidang pengetahuan, dan catatan subjek yaitu catatan komulatif praktik
metodologi yang telah dilakukan. Contoh: Guru tidak
mengklaim karya ilmiah orang lain sebagai miliknya, serta mencantumkan sumber
kutipan secara jujur saat membuat perangkat ajar atau bahan publikasi.
2. Integritas
Kejuruan (Vocational Integrity)
Menghormati
pengetahuan , keterampilan dan pengalaman profesional hal ini mencakup tuntutan
untuk memperluas wawasan dan repertoar keterampilan serta memadupadankan agar
menjadi efektif secara pedagogis sejalan dengan keberagaman peserta didik dalam
hal konteks dan latar belakang. Contoh: Guru tetap
mengajar dengan penuh tanggung jawab meskipun sedang menghadapi masalah
keluarga.
3. Integritas
Moral
Menunjukkan
kemandirian pikiran dan tindakan, hal
ini mencakup kesediaan untuk mengajarkan materi pelajaran atau menggunakan
metode yang tidak populer atau secara
resmi tidak disukai, jika secara integritas intelektual atau integritas
kejuruan sangat dibutuhkan. Contoh: Guru
menolak pemberian/suap dalam bentuk apa pun dari wali murid untuk memberi nilai
tinggi kepada siswa.
4. Mengutamakan
kepentingan Orang Lain (Alturism)
Membedakan
dan menghormati kepentingan orang yang diajar, yaitu menempatkan
kepentingan-kepentingan tersebut diatas kepentingan mereka sendiri, menumbuhkan
harga diri yang sesuai pada orang-orang tersebut, dan mengenali bahwa
pendidikan adalah proses interaktif, bergantung pada kontribusinya peserta
didik dan juga guru. Contoh: Guru secara
sukarela memberikan bimbingan tambahan kepada siswa yang mengalami kesulitan
belajar tanpa meminta imbalan apa pun.
5. Tidak
Berpihak (Impartiality)
Mengakui
saling ketergantungan sosial, hal ini berarti menghindari dan mencegah
eksploitasi terhadap satu individu atau kelompok. Contoh: Guru memberikan perlakuan dan penilaian yang adil kepada semua siswa
tanpa membedakan latar belakang sosial, agama, suku, atau kedekatan pribadi.
6. Memiliki
Wawasan Kemanusiaan
Menghormati
keluarga dan keadaan sosial orang yang diajar, hal ini melibatkan kepekaan
terhadap keberagaman, terhadap keberagaman pengaruh dan menghindari stereotip;
serta berusaha untuk memastikan kesetaraan kesempatan pendidikan. Contoh: Guru mendukung siswa berkebutuhan khusus dengan menyesuaikan metode
pembelajaran sesuai dengan kebutuhannya.
7. Memiliki
tanggung jawab pengaruh (the
Responsibility of Influence)
Melaksanakan
dan menerima tanggung jawab atas pengaruh yang mungkin bersifat jangka panjang;
hal ini berarti menyadari bahwa pengalaman di kelas akan membekas dalam ingatan
anak-anak, sehingga guru perlu berhati-hati untuk meninggalkan jejak positif dalam
kehidupan anak yang diajar. Contoh: Guru
menyadari bahwa perkataan dan tindakannya menjadi panutan, sehingga selalu
menjaga perilaku baik di depan siswa dan di ruang publik.
8. Kerendahan
hati (Humility)
Menyadari kekurangan diri sendiri; termasuk bersedia mengakui bahwa seseorang mungkin salah dalam kaitannya dengan pengetahuan dan perilaku. Contoh: Guru menerima kritik dan saran dari siswa, rekan sejawat, atau orang tua dengan lapang dada, serta tidak segan mengakui kesalahan dan memperbaikinya.
9. Kolegialitas
(Collegiality)
Menghormati dan
bekerja sama dengan rekan kerja profesional; hal ini mencakup mendengarkan dan
belajar dari orang lain, serta menyadari bahwa setiap disiplin ilmu memiliki
kesamaan dan perbedaan menerima tugas untuk bekerja sama demi kepentingan
mereka yang diajar. Contoh: Guru bekerja sama
dengan rekan sejawat, saling berbagi materi ajar, dan mendukung kegiatan
kolektif seperti KKG/MGMP tanpa bersikap egois.
10. Kemitraan (Partnership)
Mengakui
dan menerima kontribusi mereka yang diajar dan rekan dalam mengajar, hal ini
mencakup mempertimbangkan dan memanfaatkan sejauh mungkin, bakat dan keahlian
mereka yang diajar, serta situasi sosial dan keluarga mereka. Contoh: Guru menjalin komunikasi aktif dengan orang tua dan komite sekolah
dalam memantau perkembangan akademik dan karakter siswa.
11. Tanggung jawab dan Aspirasi Profesi (Professional
Responsibilitis and Aspirations)
Bersedia menempatkan nilai-nilai profesional, keahlian, dan minat sebagai prioritas, dengan cara memberikan tanggapan yang terbuka mengenai kebijakan pendidikan, ini mencakup berbicara dan menulis secara terbuka tentang pengaruh kebijakan publik terhadap praktik yang dilakukan. Contoh: Guru terus belajar dan mengikuti pengembangan profesional melalui berbagai pelatihan demi meningkatkan kualitas pembelajaran.